-
Latar Belakang Pembentukan APEC
- Tujuan Pendirian
APEC
- Sekretariat
APEC
- Rangkaian Pertemuan Para Pemimpin
APEC:
-
Blake Island, 20 November 1993
- Bogor,
15 November 1994
- Osaka,
19 November 1995
- Manila,
25 November 1996
- Vancouver, November 1997
- Kuala Lumpur, November 1998
- New Zealand, 12-13 September
1999
- Brunei Darussalam, 15-16 November
2000
Latar
Belakang Pembentukan APEC >kembali
ke atas
Konperensi negara-negara kawasan Asia Pasifik
yang dilaksanakan atas prakarsa Australia pada
bulan November 1989 di Canberra merupakan forum
antar pemerintah yang kemudian dikenal dengan
nama Asia Pacific Ekonomic Cooperation
atau disingkat APEC. Latar belakang berdirinya
APEC ditandai dengan kebutuhan pembangunan ekonomi
regional akibat globalisasi sistem perdagangan,
dan adanya perubahan berbagai situasi politik
dan ekonomi dunia sejak pertengahan tahun 1980-an
Kemajuan teknologi di bidang transportasi
dan telekomunikasi semakin mendorong percepatan
perdagangan global yang ditandai dengan adanya
perubahan-perubahan yang cepat pada pasar uang,
arus modal, dan meningkatnya kompetisi untuk memperoleh
modal, tenaga kerja terampil, bahan baku, maupun
pasar secara global. Globalisasi perdagangan ini
mendorong meningkatnya kerja sama ekonomi di antara
negara-negara seka-wasan seperti Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE) yang menerapkan sistem pasar tunggal
untuk Eropa; North American Free Trade Area (NAFTA)
di kawasan Amerika Utara; ASEAN Free Trade Area
(AFTA) di kawasan Asia Tenggara; dan Closer Economic
Relations (CER) yang merupakan kerja sama ekonomi
antara Australia dan Selandia Baru.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada dekade 80-an
juga ditandai oleh berakhirnya perang dingin antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet dan diikuti dengan
berkurangnya persaingan persen-jataan. Forum-forum
internasional yang seringkali didominasi dengan
pembahasan masalah pertahanan dan keamanan, mulai
digantikan dengan pembahasan masalah-masalah ekonomi
dan perdagang-an. Sejalan dengan perubahan tersebut,
timbul pemikiran untuk mengalihkan dana yang semula
digunakan untuk perlombaan senjata ke arah kegiatan
yang dapat menunjang kerja sama ekonomi antar
negara.
Kerja sama APEC dibentuk dengan pemikiran bahwa
dinamika perkembangan Asia Pasifik menjadi semakin
kompleks dan di antaranya diwarnai oleh perubahan
besar pada pola perdagangan dan investasi, arus
keuangan dan teknologi, serta perbedaan keunggulan
komparatif, sehingga diperlukan konsultasi dan
kerja sama intra-regional. Anggota ekonomi APEC
memiliki keragam-an wilayah, kekayaan alam serta
tingkat pembangunan ekonomi, sehingga pada tahun-tahun
per-tama, kegiatan APEC difokuskan secara luas
pada pertukaran pandangan (exchange of views)
dan pelaksanaan proyek-proyek yang didasarkan
pada inisiatif-inisiatif dan kesepakatan para
anggotanya.
Tujuan
Pendirian APEC >kembali
ke atas
Pada Konperensi Tingkat Menteri (KTM) I APEC di
Canberra tahun 1989, telah disepakati bahwa APEC
merupakan forum konsultasi yang longgar tanpa
memberikan Mandatory Consequences
kepada para anggota-nya. Dari kesepakatan yang
diperoleh dalam pertemuan tersebut dapat disimpulkan
bahwa APEC memiliki dua tujuan utama:
1. Mengupayakan terciptanya liberalisasi perdagangan
dunia melalui pembentukan sistem perdagangan multilateral
yang sesuai dengan kerangka GATT dalam rangka
memajukan proses kerja sama ekonomi Asia Pasifik
dan perampungan yang positif atas perundingan
Putaran Uruguay.
2. Membangun kerja sama praktis dalam
program-program kerja yang difokuskan pada kegiatan-kegiatan
yang menyangkut penyelenggaraan kajian-kajian
ekonomi, liberalisasi perdagangan, investasi,
alih teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia.
Sesuai kepentingannya, APEC telah
mengembangkan suatu forum yang lebih besar substansinya
dengan tujuan yang lebih tinggi, yaitu membangun
masyarakat Asia Pasifik dengan pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan yang merata melalui kerja sama
perdagangan dan ekonomi. Pada pertemuan informal
yang pertama para pemimpin APEC di Blake Island,
Seattle, Amerika Serikat tahun 1993, ditetapkan
suatu visi mengenai masyarakat ekonomi Asia Pasifik
yang didasarkan pada semangat keterbukaan dan
kemitraan; usaha kerja sama untuk menyelesaikan
tantangan-tantangan dari perubahan-perubahan;
pertukaran barang, jasa, investasi secara bebas;
pertumbuhan ekonomi dan standar hidup serta pendidikan
yang lebih baik, serta pertumbuhan yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan.
Sekretariat
APEC >kembali
ke atas
Sekretariat APEC dibentuk pada tahun 1993. Para
pegawai Sekretariat APEC terdiri atas 21 pejabat
dari seluruh negara anggota ekonomi dan beberapa
orang staf lokal. Sekretariat APEC dipimpin oleh
seorang Direktur Eksekutif dengan masa tugas satu
tahun dan berasal dari negara anggota ekonomi
yang sedang menjadi ketua APEC.
Indonesia menempatkan wakil-nya
di Sekretariat APEC dan mendapat tugas sebagai
Direktur Bidang Gender dan Policy Level Group
on Small and Medium Enterprises (PLG SME) sejak
tahun 1998.
Sekretariat APEC yang berdomisili
di Singapore, dalam melaksanakan tugasnya terbagi
dalam beberapa bidang yakni, Sekretariat APEC
di bidang Committee on Trade and Investment (CTI),
bidang services, Tariff and Non Tariff Measures
(NTMs), bidang Standards and Conformance (SCSC),
bidang Customs Procedures (SCCP), bidang Intelectual
Pro-perty Right (IPEG), Competition Policy, Government
Procurement (GPEG), Deregulation, Rules of Origin,
Dispute Mediation, Mobility of Business People,
Implementation of Uruguay Round Outcomes (UR Outcomes),
Early Voluntary Sectoral Liberalization (EVSL),
Economic Committee, Budget and Management Committee
(BMC), ECOTECH, Energy, Fisheries, Human Recources
Development (HRD), Industrial Science and Technology
(ISTWG), Marine Resource Conservation, Telecommunications,
Tourism, Trade Promotion, Transportation, Policy
Level Group on Small and Medium Enterprises (PLG
SME), Agrculture Technical Cooperation Reports
Group (ATC), APEC Study Centers, Sustainable Development,
Infrastructure Workshop, Gender Issues Sustainable
Recovery, Management Review, Electronic Commerce,
APEC Food System, Public Affairs, Communications
and Database.
Sekretariat
APEC berfungsi untuk:
- menunjang mekanisme kegiat-an APEC
- menyediakan advisory teknis untuk
koordinasi pembinaan bidang perdagangan
- mengenalkan dan menginfor-masikan peranan APEC
kepada masyarakat dunia.
Alamat Sekretariat APEC
di Singapore yakni :
APEC Secretariat, 438 Alexandra Road, #1440 Alexandra
Point Singapore 119958.
Telp : (65) 276 1880.
Fax : (65) 276 1775.
e-mail : info@mail.apecsec.orgsg
Website :
http://www.apecsec.org.sg
Disamping itu, setiap anggota mempunyai
Sekretariat di negara masing-masing.
Rangkaian Pertemuan
Para Pemimpin APEC >kembali
ke atas
Blake
Island, 20 November 1993 >kembali
ke atas
Dengan tuan rumah Presiden Amerika Serikat Bill
Clinton, para Pemimpin APEC mengadakan Pertemuan
Informal untuk pertama kalinya di Blake Island,
Seattle, Washington. Pada pertemuan tersebut disepakati
bahwa Visi APEC adalah :
- memanfaatkan kekuatan dari keberagaman
ekonomi negara anggota;
- memperkuat kerja sama dalam rangka meningkatkan
kemak-muran;
- membangun semangat keter-bukaan dan kemitraan
yang mendalam;
- mencapai pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan
berkelanjutan;
- berperan serta dalam memper-kuat perekonomian
dunia;
- mendorong terciptanya sistem perdagangan internasional
yang terbuka;
- mengurangi hambatan perda-gangan dan investasi;
- memanfaatkan kemajuan di bidang telekomunikasi
dan transportasi;
- melindungi kualitas udara, air, dan kawasan
hijau;
- mengatur dan memperbaharui sumber-sumber energi
untuk memberikan rasa aman pada masa yang akan
datang.
Bogor,
15 November 1994 >kembali
ke atas
Pada Pertemuan Para Pemimpin APEC kedua ini yang
menjadi pokok bahasan adalah arah ekonomi APEC
pada 25 tahun mendatang. Dalam deklarasi mereka
yang dikenal dengan Declaration of Common
Resolve , Para Pemimpin ekonomi menyetujui
untuk menentukan sasaran mengenai waktu perdagangan
dan investasi bebas di wilayah APEC, yakni:
- tahun 2010 bagi anggota ekonomi
maju (industrialized economies);
- tahun 2020 bagi anggota ekonomi yang sedang
berkembang (developing economies).
Selanjutnya APEC akan memberikan
kesempatan bagi anggota ekonomi yang sedang berkembang
untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan
ekonominya secara berkesinam-bungan dan pembangunan
yang merata dalam rangka menjaga kestabilan perekonomiannya.
Osaka,
19 November 1995 >kembali
ke atas
Pada pertemuan ketiga di Osaka, Jepang, Para Pemimpin
APEC mulai menterjemahkan Visi Blake Island and
Declaration of Common Resolve/ Bogor dalam suatu
cetak biru untuk melaksanakan komitmen mereka
atas perdagangan dan invesatsi yang bebas dan
terbuka, fasilitasi bisnis, dan kerja sama ekonomi
serta kerjasama tehnik antar anggota. Agenda pembahasan
yang dikenal dengan Aksi Osaka terdiri dari dua
bagian pokok yaitu:
- bagian pertama, menyangkut masalah
liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan invesatsi,
- bagian kedua, menyangkut kerja sama ekonomi
dan tehnik di bidang energi dan transportasi,
infrastruktur, usaha kecil dan menengah, dan teknologi
pertanian.
Untuk mewujudkan pelaksanaan Agenda
Aksi Osaka ini telah ditetapkan Rekening Khusus
untuk pembiayaan proyek-proyek yang mendukung
agenda tersebut.
Manila,
25 November 1996 >kembali
ke atas
Pertemuan keempat Para Pemimpin APEC telah meng-hasilkan
suatu rencana aksi yang dikenal dengan nama Manila
Action Plan for APEC atau MAPA, di antaranya Rencana
Aksi Individual (RAI) dan Rencana Aksi Kolektif
(RAK). Dalam pertemuan ini dilaporkan kemajuan
atas kegiatan bersama para anggota APEC untuk
mencapai sasaran Deklarasi Bogor mengenai perdagangan
dan investasi yang bebas dan terbuka di wilayah
APEC pada tahun 2010 dan 2020; serta kegiatan
bersama di antara para anggota sesuai dengan bagian
kedua dari Agenda Aksi Osaka. MAPA menyerukan
enam thema untuk Aksi tersebut, yaitu :
- peningkatan akses pada pasar barang;
- peningkatan akses pada pasar jasa,
- sistem investasi yang terbuka,
- penurunan biaya usaha,
- sektor infrastruktur yang terbuka dan efisien,
- peningkatan kerja sama ekonomi dan teknik.
Dalam rangka kerja sama ekonomi dan
tehnik ditetapkan enam bidang kerja sama, yaitu:
- pengembangan sumber daya manusia,
- pengembangan pasar modal yang aman dan efisien,
- upaya memperkuat infrastruktur ekonomi,
- pemanfaatan teknologi masa depan,
- peningkatan pertumbuhan yang berkesinambungan,
- pertumbuhan usaha kecil dan menengah.
Vancouver,
November 1997 >kembali
ke atas
Dalam Pertemuan kelima Para Pemimpin APEC, Para
Pemimpin menegaskan kembali komitmen dan keinginan
mereka atas usaha untuk mengembangkan Rencana
Aksi Individu (RAI) dan memperbaiki Rencana Aksi
tersebut setiap tahun. Para Pemimpin APEC mengesahkan
kesepakatan para menteri APEC yang menyatakan
bahwa Aksi Individu tersebut akan dilaksanakan
sejalan dengan liberalisasi sektoral sukarela
yang dipercepat (Early Voluntary Sectoral Liberalization
atau disingkat EVSL) pada 15 sektor dengan ketentuan
akan diajukan pada tahun 1998, dan dilaksanakan
mulai tahun 1999. Para Pemimpin APEC yakin bahwa
partisipasi penuh dan aktif dari para anggota
ekonomi dalam mendukung WTO merupakan kunci pokok
bagi kemampuan APEC untuk melanjutkan dan memperkuat
sistem perdagangan global. Para Pemimpin juga
menyambut baik kemajuan forum-forum APEC dalam
melibatkan dunia usaha, para akademisi dan ahli,
kelompok wanita dan pemuda dalam kegiatan pada
tahun 1997, serta mendorong mereka untuk melanjutkan
usaha-usaha tersebut.
Kuala
Lumpur, November 1998 >kembali
ke atas
Pertemuan keenam ini menitikberatkan pada strengthening
the Foundation for Growth. Para Pemimpin APEC
menegas-kan keyakinannya atas fundamental ekonomi
yang kuat dan prospek pulihnya ekonomi Asia Pasifik.
Mereka menyetujui untuk mengejar suatu strategi
pertumbuhan secara bersama guna mengakhiri krisis
keuangan. Mereka menjanjikan usaha-usaha memperkuat
jaring pengaman sosial, sistem keuangan, arus
perdagangan dan investasi, penerapan ilmu dan
teknologi, pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur
ekonomi, dan keterkaitan antara usaha dan perdagangan
sehingga memberikan dasar dan penetapan langkah
untuk menuju pertumbuh-an yang berkesinambungan
pada abad 21. Pada Pertemuan tersebut disetujui
pula mengenai Kuala Lumpur Action Program on Skills
Development yang bertujuan untuk mendukung terciptanya
pertumbuhan yang berkesinam-bungan serta merata,
yaitu dengan mengurangi disparitas ekonomi dan
mengembangkan kehidupan sosial masyarakat melalui
pengembangan keahlian/kecakapan.
New
Zealand, 12-13 September 1999 >kembali
ke atas
Fokus utama pertemuan ketujuh Para Pemimpin APEC
adalah untuk merespon krisis keuangan Asia 1997,
menanam-kan kembali kekuatan pertum-buhan dan
investasi di wilayah APEC dengan mendorong liberali-sasi
dan fasilitasi perdagangan dan investasi, serta
memperkuat kapasitas kelembagaan dan sumber daya
manusia. Pada per-temuan New Zealand ini ada tiga
pokok thema yang dibahas, yaitu :
- liberalisasi dan fasilitasi perdagangan
dan investasi,
- usaha memperkuat pasar,
- upaya mengembangkan du-kungan terhadap APEC.
Brunei
Darussalam, 15-16 November 2000 >kembali
ke atas
Pada tanggal 15-16 November 2000, Para Pemimpin
APEC mengadakan pertemuan ke-8 di Bandar Seri
Begawan. Ada 3 subtema yang dibahas pada pertemuan
tersebut, yaitu : Building Stronger Foundations,
Creating New Opportunities, dan Making APEC Matter
More. Pembahasan tersebut menekan-kan pada kelanjutan
usaha penguatan pasar, pemanfaatan revolusi teknologi,
dan peningkatan hubungan dengan masyarakat APEC
secara luas. Subtema-subtema tersebut dirancang
untuk mengakomodasi 3 bidang yang merupakan prioritas
utama bagi kegiatan APEC tahun 2000, yakni : Usaha
Kecil dan Menengah (UKM), Sumber Daya Manusia
(SDM), dan Teknologi Informasi (TI).
(sartn/end)
>kembali ke atas
|